Namun, untuk mewujudkan apa yang disebut kesetaraan bagi perempuan tidaklah mudah. Begitu banyak bias di masyarakat atas peran perempuan. Kemampuan seorang perempuan kerap dipandang sebelah mata dan batasan-batasan norma terus disodorkan kepadanya.
"Disadari atau tidak, disengaja atau tidak, bias itu menghambat perempuan dalam meraih mimpi dan cita-citanya," ujar Sri Mulyani.
Untuk itu, dibutuhkan tidak hanya pemikiran tapi juga keberanian agar para perempuan dapat mendobrak atau memecah atap kaca yang selama ini telah menahan kemajuan perempuan.
Dia mengungkapkan, merit system akan memberikan kesempatan yang adil bagi perempuan untuk bisa mengatasi berbagai keputusan kritikal yang tidak mudah untuk berkarier seperti laki-laki. Itu sebabnya, level playing field yang tidak sama harus dikompensasi dengan afirmasi.
"Makanya saya bilang, perempuan dan laki-laki itu seperti sepasang sepatu. Kiri dan kanan enggak sama, tapi equal. Disebut equal itu kalau satunya high heels ya yang satunya juga high heels. Kalau yang satu flat shoes, yang satunya juga flat shoes. Itu society-nya bisa jalan dengan jauh lebih harmonis," ujar Sri Mulyani.
Menutup pesan di kun Instagramnya, Sri Mulyani mengajak perempuan dan semua pihak untuk terus memperjuangkan kesetaraan gender dan mendobrak bias.
"Kepada seluruh perempuan di dunia, di bidang apapun kalian berkecimpung, mari hilangkan bias, bersama saling mendukung memperjuangkan kesetaraan untuk masa depan yang berkelanjutan. International Women’s Day 2022: Break The Bias," tutur Sri Mulyani.