"Kondisi kelebihan kapasitas ini membuat pangsa pasar kami turundari 26,1 persen menjadi 25,3 persen," kata dia.
Selain itu, perusahaan berkode emiten INTP ini mencatat marjin EBITDA turun dari 30,3 persen pada tahun 2016 menjadi 21,2 persen pada tahun 2017. Melihat ketatnya persaingan pasar, pencapaian marjin yang masih di atas 20 persen merupakan hasil usaha dan kerja keras Indocement dalam melakukan efisiensi biaya.
"Terutama dalam pengurangan biaya produksi yang cukup signifikan, mengoperasikan kiln yang paling efisien dan penggunaan batu bara dengan mutu lebih rendah serta alternative fuel," tuturnya
Akan tetapi, akibat turunnya harga jual, telah menyebabkan EBITDA pada tahun 2017 turun Rp1.584,2 miliar atau 34,1 persen menjadi Rp3.064,8 miliar dari Rp4.649 miliar pada tahun 2016.