Fahmy menyampaikan, dengan selisih harga yang tipis, maka konsumen Pertalite akan beralih menggunakan BBM Non-Subsidi mengingat keunggulan Pertamax yang akan lebih baik untuk mesin kendaraan.
"Dengan migrasi, Pertamax itu kan lebih baik untuk mesin, jadi pemilik mobil pribadi akan pindah ke Pertamax. Tapi kalau selisih harga masih lebar, penurunan Pertamax tidak akan berpengaruh," ujar Fahmy.
Menurut dia, konsumen Pertamax sudah terbiasa dengan kenaikan ataupun penurunan harga dalam jangka waktu yang tidak begitu lama sebab harganya yang tergantung dengan kondisi minyak dunia.
Adapun variabel yang mempengaruhi harga Pertamax, sambungnya, terdiri dari Indonesian Crude Price (ICP), penguatan kurs Rupiah terhadap Dollar Amerika, hingga tingkat inflasi di dalam negeri.
"Jadi variabel yang paling besar adalah harga minyak dunia. Andai harga minyak dunia naik atau turun, maka Pertamax harus menyesuaikan," tutur Fahmy.