Asumsi pertama, kata Riva, yaitu estimasi pertumbuhan ekonomi di 2025, yang mengacu pada angka yang ditetapkan oleh Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (BKF Kemenkeu) pada 20 Mei 2024 yaitu sebesar 5,1 hingga 5,5 persen. Lalu kedua, estimasi pertumbuhan kendaraan bermotor ada di angka 4 sampai 5 persen.
"Dimana pertumbuhan ini sudah memperhitungkan pertumbuhan kendaraan listrik atau Electric Vehicle (EV)
di 2024-2025," katanya.
Dia menambahkan, proyeksi konsumsi BBM subsidi di tahun depan juga mempertimbangkan asumsi belum dilakukannya program konversi minyak tanah ke elpiji untuk wilayah Indonesia Timur di 2025.
"Keempat, asumsi yang kami lakukan adalah kami terus pengawasan dan pencatatan subsidi tepat baik untuk Solar, Pertalite, dan juga LPG," ucapnya.