Indonesia mengharapkan lebih banyak dukungan internasional untuk membantu negara-negara berkembang, dalam mendorong percepatan pemulihan ekonomi dan membangun ketahanan dalam mengantisipasi tantangan di masa depan di sektor keuangan, energi, dan pangan.
Dalam laporan yang telah dibuat oleh PBB, disampaikan bahwa Least Developed Countries (LDCs) mengalami tingkat pinjaman delapan kali lebih tinggi daripada Negara Maju. Beban keuangan ini menghambat kemampuan LDCs untuk mendanai investasi vital, menghambat kesinambungan utang dan kemajuan menuju pembangunan berkelanjutan.
Terkait dengan hal ini, Menko Airlangga menegaskan kembali dedikasi setiap negara untuk menjunjung tinggi semua komitmen yang telah ditetapkan, dalam Kerangka Kerja Bersama untuk Penanganan Hutang di luar DSSI (Debt Service Suspension Initiative).
Turut mendampingi Menko Airlangga dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Sekretaris Kemenko Perekonomian, Deputi Bidang Koordinasi Kerja Sama Ekonomi Internasional Kemenko Perekonomian, dan Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Amerika
dan Pasifik Kemenko Perekonomian.