Namun, pada 5 Oktober kemarin, Garuda telah melakukan pemeriksaan pada pesawat yang retak pada pickle fork pesawat dan segera mengambil langkah grounded.
"Yang crack sudah kita grounded justru menunjukan Garuda manajemennya bagus karena bisa menemukan itu. Kita yakin sesuai dengan ininya," ucapnya.
VP Corporate Secretary Garuda Indonesia M Ikhsan Rosan menambahkan, langkah grounded pesawat ini tidak mengganggu kegiatan operasional perusahaan secara signifikan. Pasalnya, hanya satu pesawat yang terdampak.
"Tidak (mengganggu), kan cuma satu. Untuk (penerbangan) domestik regional. NG next generation itu kan versi lama," kata dia.
Garuda telah melakukan pemeriksaan terhadap beberapa pesawat yang memiliki 30.000 siklus terbang (flight cycle). Adapun, mayoritas pesawat Boeing Seri NG yang dioperasikan Garuda masih tergolong baru, sehingga banyak yang belum mencapai angka flight cycle tersebut.
"Saat ini Garuda Indonesia tengah melakukan pemeriksaan lebih lanjut bersama Boeing.co sebagai pabrikan pesawat atas temuan tersebut," tutur dia dalam keterangan resmi.
Garuda terus melaksanakan koordinasi intensif bersama Direktorat Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU) Kementerian Perhubungan dalam menindaklanjuti laporan FAA tersebut. Tentunya dengan tetap mengedepankan aspek keselamatan penerbangan sesuai regulasi yang berlaku.