Padahal volume gas yang terkandung di Blok East Natuna ini bisa mencapai 222 triliun kaki kubik. Bencai mengatakan, untuk mengelola blok East Natuna memerlukan dana yang mahal sebesar 40 miliar dolar Amerika Serikat (AS).
Tapi pihaknya tetap optimists bisa mengelola Blok tersebut. Sebab, sejak adanya kerja sama pemerintah China dan Indonesia dengan program One Belt and One Road Initiative (OBOR) atau KTT Jalan Sutra Beijing, membuat perusahaan asal Tirai Bambu yakin berinvestasi di Indonesia.
“Proyek yang sangat mahal kurang lebih 40 miliar dolar AS tapi sejak ada OBOR dari pemerintah China, Indonesia memiliki perhatian lebih dari pemerintah China,” ucapnya.