"Ya semacam saling supply pegawai, jika ada kebutuhan atau optimalisasi di suatu divisi, toh ini kan internal Garuda Group dan sifatnya sementara, bukan permanen," tuturnya.
Adapun berbagai upaya efisiensi keuangan emiten dengan kode saham GIAA itu untuk menekan kerugian hingga utang ratusan triliun dilakukan. Salah satunya, pengurangan jumlah karyawan melalui program pensiun dini dan program lainnya.
Langkah pengurangan jumlah karyawan Garuda Indonesia sejalan dengan pemangkasan sejumlah rute penerbangan domestik dan internasional. Untuk rute penerbangan domestik akan berkurang dari 237 rute menjadi 140 rute saja.
Artinya, ada 97 rute yang nantinya ditutup. Hal itu dibarengi dengan pengembalian sejumlah armada pesawat Garuda Indonesia kepada lessor atau perusahaan penyewa pesawat.