Fokus pada energi terbarukan, Agung merinci dalam daftar itu terdapat beberapa PLTS, seperti PLTS Wairbleler (1.000 kWp), PLTS Koja doi (190 kWp), PLTS Parumaan (420 kWp), dan PLTS Palue (760 kWp) yang menjadi bagian pasokan besaran di wilayah Maumere.
Meskipun kontribusi PLTS masih tergolong kecil, Agung optimistis potensi PLTS dalam sistem isolated dan sistem interkoneksi di Maumere masih harus terus berkembang. Ia pun menyoroti keunggulan listrik tenaga surya (PLTS) sebagai pilihan yang murah dalam pembangunan dan pemeliharaan.
Baginya, potensi sinar matahari yang melimpah di Nusa Tenggara Timur (NTT) mampu mendukung PLTS dalam pengembangan EBT. Dalam rencana pengembangan energi baru terbarukan di Maumere, Agung menggarisbawahi pentingnya PLTS sebagai kontributor energi terbarukan.
Meskipun saat ini injeksi Renewable Energy di wilayah tersebut baru mencapai sekitar 2 persen, PLTS memiliki potensi besar untuk meningkatkan peran dan kontribusi EBT. Agung pun berharap, vendor IPP, khususnya PT Indo Solusi Utama, akan terus berkolaborasi dengan PLN untuk mengembangkan dan meningkatkan bauran EBT.
Sebagai informasi, PT Indo Solusi Utama merupakan anak usaha dari PT Energi Surya Nusantara atau lebih dikenal sebagai SESNA, yang menaungi beberapa PLTS di NTT, yakni PLTS Wewaria di Kabupaten Ende dan PLTS Hambapraing di Kabupaten Sumba Timur.