Sharm El-Sheikh, iNews.id – PT PLN (Persero) menggandeng laboratorium Energi Baru Terbarukan (EBT) di Amerika Serikat (AS) untuk mengembangkan teknologi transisi energi.
Hal itu, ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman atau Memorandum of Understanding (MoU) antara PLN dan The U.S. National Renewable Energy Laboratory terkait pelaksanaan transformasi sistem tenaga listrik global (G-PST) di sela-sela acara COP27 di Sharm El Syeikh, Mesir (8/11/2022).
Penandatanganan dilakukan oleh Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN, Evy Haryadi dan Pricipal Investigator The U.S. National Renewable Energy Laboratory, Tim Reber, serta disaksikan langsung oleh Direktur Utama (Dirut) PLN, Darmawan Prasodjo.
Menurut Darmawan, kerja sama ini akan menciptakan sinergi yang bermanfaat untuk penguatan sektor kelistrikan, khususnya dalam mendukung transisi energi.
Hal ini perlu disiapkan karena pembangkit EBT yang sifatnya intermittent sehingga membuat proses pemasokan daya listrik tidak tersedia secara terus menerus dikarenakan faktor eksternal yang tidak dapat dikontrol, misalnya hilangnya cahaya matahari akibat tertutup awan.
"Komitmen mencapai net zero emission di tahun 2060 mendorong PLN untuk menambah kapasitas energi baru terbarukan (EBT) secara agresif. Dengan karakteristik intermittent pembangkit EBT, kita perlu membangun kapasitas teknologi yang mumpuni untuk mengoperasikan sistem tersebut," ungkap Darmawan.