JAKARTA, iNews.id - Program Kartu Prakerja yang digagas Presiden Joko Widodo (Jokowi) beberapa tahun lalu dinilai berhasil dan memberi dampak besar bagi para alumninya. Tidak hanya itu, Prakerja juga diklaim diakui oleh dunia internasional.
Direktur Eksekutif PMO Prakerja, Denni Puspa Purbasari menjelaskan, banyak negara sahabat yang ingin belajar ke Indonesia perihal program pengembangan kompetensi angkatan kerja tersebut.
Dia secara rinci menceritakan pengalamannya selama empat tahun ini berkecimpung di balik Prakerja. Berkeliling hampir di seluruh wilayah Indonesia, mantan Deputi III Kantor Staf Presiden (KSP) itu selalu terkesan ketika mendengar kisah dari para lulusan Prakerja yang dia pandang hidupnya kini menjadi lebih baik.
Menurutnya, Prakerja sejalan dengan Visi Indonesia Emas yang bertujuan menjadikan Indonesia negara maju pada 2045. Oleh karena itu, seluruh daya dukung yang dimiliki bangsa pun dikerahkan untuk mendorong tercapainya cita-cita tersebut, salah satunya dengan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Terlebih dengan bonus demografi, pembangunan akan bergerak lebih cepat.
“Kita berupaya meng-upskilling secara massal dengan skala dan diversity yang besar di Indonesia. Oleh karena itu, Peraturan Presiden Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pengembangan Kompetensi Kerja Melalui Program Kartu Prakerja dirancang,” ujar Denni dalam keterangannya dikutip, Sabtu (16/12/2023).
Denni membeberkan perjalanan program Prakerja selama lebih dari tiga tahun ini. Dia menjelaskan, pada saat program Prakerja diinisiasi, pandemi Covid-19 belum terjadi. Program ini dibentuk karena pemerintah menyadari pentingnya kebutuhan upskilling dan reskilling, terlebih karena adanya digital disruption.
Perpres Nomor 36 Tahun 2020 soal Prakerja sudah dirancang sejak November 2019. Payung hukum ini juga sudah menyebut pelaksanaan pelatihan secara online dan offline. Namun, Perpres baru rilis pada Februari 2020 saat pandemi menyerang Tanah Air.
“Dalam regulasi tersebut sudah forward looking, menyadari Indonesia kita yang luas dan ribuan pulau. Disebutkan juga bahwa pelatihan tidak hanya akan secara offline melainkan juga online,” katanya.