Dalam kesempatan yang sama, Direktur Operasi I PT Hutama Karya (Persero) Agung Fajarwanto menambahkan, saat ini pihaknya tengah merampungkan studi kelayakan sebagai pemrakarsa untuk proyek pembangunan tol bawah laut IKN.
Agung menjelaskan, proyeksi kebutuhan biaya konstruksi immerse tunnel sepanjang 2 KM sekitar Rp8-10 triliun. Untuk penggunaan teknologi membangun ruas tol bawah laut tersebut kemungkinan HK bakal menggandeng juga perushaan asal Korea Selatan Daewoo Engineering & Construction Co Ltd.
"Jadi karena kami memandang Daewoo memiliki keahlian dan pengalaman untuk pekerjaan immersed tunnel, karena kami di Indonesia terus terang belum pernah mengerjakan hal tersebut, maka kami lebih merasa secara mitigasi kalkulasi risiko kami memerlukan partner itu untuk belajar untuk nanti mungkin transfer knowledge," kata Agung.
"Kami masih studi jadi kalau kita benchmark pekerjaan-pekerjaan yang ada di Eropa itu bisa jadi kebutuhan kasar ya antara Rp8-10 triliun konstruksi, panjangnya sekitar 2 km-an," tuturnya.