Raja Batu Bara Low Tuck Kwong Orang Terkaya ke-2 RI, Dulu Disebut Gila karena Beli Tambang

Suparjo Ramalan
Raja batu bara Low Tuck Kwong orang terkaya ke-2 RI, dulu disebut gila karena beli tambang. (foto: Istimewa)

Saat menjalankan tugasnya, Low mendapat terobosan besar. Dia mengaku sangat beruntung bisa bertemu dengan Liem Sioe Liong, pendiri Grup Salim. 

"Dia melihat kami membawa barang, menghentikan kami dan berbicara dengan saya. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak bisa berbahasa Indonesia, dan dia memberi saya kartu namanya, berbicara kepada saya dalam bahasa Mandarin dan meminta saya untuk menemuinya," kata Low, dikutip dari Forbes, Sabtu (10/1/2/2022).

Pertemuan itu membawa Low akhirnya bekerja sama dengan Liem dan putra bungsunya, Anthoni Salim. 

"Mereka banyak membantu kami," ucapnya. 

Selain dengan Grup Salim, Low juga bekerja sama dengan anak perusahaan Pembangunan Jaya, Jaya Steel untuk mendirikan Jaya Sumpiles Indonesia. Awalnya kepemilikan saham berimbang 50:50, namun kemudian Low mengakusisi semua saham perusahaan tersebut. 

Setelah itu, pada akhir 1987, dia memutuskan memasuki bisnis kontraktor batu bara. Saat itu, industri batu bara di Indonesia sedang tumbuh. 

Kemudian, Jaya Sumpiles bekerja sama dengan beberapa penambang untuk melakukan pemindahan, penambangan, dan pengangkutan lapisan penutup. Pada November 1997, setelah memiliki pengalaman selama satu dekade di industri batu bara dan memiliki kewarganegaraan Indonesia, Low membeli konsesi pertamanya, yakni Gunungbayan Pratamacoal di Kalimantan Timur.

Produksi dimulai pada 1998, bertepatan dengan krisis ekonomi di Asia. Pengiriman pertamanya membuatnya kehilangan 3 dolar AS per ton karena merosotnya harga batu bara. 

"Perjalanan kami tidak mudah sejak awal. Orang-orang menertawakan kami (karena membeli tambang). Mereka bilang kami gila," ujar Low.

Namun dalam perjalanannya, keputusan Low tidak salah. Bisnisnya menguntungkan dan terus berkembang. Bahkan, dia mendapatkan konsesi dan saham mayoritas di Dermaga Perkasapratama, operator Terminal Batubara Balikpapan, salah satu yang terbesar di Indonesia, yang saat ini memiliki kapasitas stockpile 1,5 juta ton atau 24 juta ton per tahun dan dapat diperpanjang.

Editor : Jujuk Ernawati
Artikel Terkait
Bisnis
26 hari lalu

Sosok Prajogo Pangestu, Orang Terkaya di Indonesia yang Beli SPBU ExxonMobil di Singapura

Nasional
2 bulan lalu

Menkop: Koperasi Bisa Kelola Tambang Mineral dan Batu Bara, PP 39 Tahun 2025 Sudah Terbit

Nasional
2 bulan lalu

2 Pekerja Ditemukan Tewas Terjebak Longsor, Presdir Freeport Indonesia Sampaikan Belasungkawa

Buletin
2 bulan lalu

2 Jenazah Pekerja Freeport Dievakuasi dari Longsor Tambang di Mimika

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal