Di Indonesia, kata Teten, kebanyakan UMKM baru memproduksi makanan. Sedangkan UMKM di negara lain sudah sangat masif memproduksi produk kreatif di sektor teknologi.
Karena itu, Kementerian Koperasi dan UKM terus berupaya mendorong pelaku UMKM dalam negeri menjadi lebih kreatif. Khususnya untuk menghasilkan produk dan bisa terhubung dengan rantai pasok industri. Pasalnya, baru sekitar 4,1 persen UMKM yang terhubung dalam rantai pasok industri.
"Sebagian besar UMKM masih produksi kerupuk, dodol. Belum masuk, misalnya produk-produk kreatif dan inovasi teknologi. Itu yang kami targetkan agar ekspor naik," ucap Teten.