Adapun, sekitar 70 persen dana hasil IPO akan digunakan sebagai modal kerja untuk memperkuat penyaluran kredit kepada segmen underbanked baik ritel dan UMKM, area yang menjadi fokus pertumbuhan utama Superbank.
Kemudian, sekitar 30 persen akan dialokasikan untuk belanja modal, termasuk pengembangan produk pendanaan dan pembiayaan, digital payment systems, infrastruktur teknologi informasi, penguatan sistem operasional, serta investasi jangka panjang di AI, data analytics, dan cybersecurity.
Sebagai informasi, Superbank sebelumnya dikenal sebagai PT Bank Fama International yang berdiri di Bandung pada tahun 1993 dan kini tengah bertransfromasi menjadi bank yang berfokus pada layanan digital.
Pada awal tahun 2023, Bank Fama resmi menjadi Superbank dan memindahkan kantor pusatnya ke Jakarta dengan kantor cabang di Jakarta dan Bandung.