“Di masa transisi ini belum diikuti transaksi yang menimbulkan dampak pajak. Justru pra-kondisi yang dilakukan sekarang, dalam rangka menemukan konfigurasi proses restrukturisasi terbaik sehingga dapat meminimalisasi risiko pajak yang mungkin akan timbul nanti," lanjutnya.
Agus juga membantah tudingan restrukturisasi Pertamina telah menghambat jalannya operasional dan proyek strategis. Menurutnya sejauh ini seluruh bisnis proses dan operasional dari hulu sampai dengan hilir dapat dijalankan dengan baik. Komunikasi secara intensif dilakukan sehingga seluruh fungsi dan karyawan tetap bekerja secara profesional dengan komitmen tinggi mendukung pencapaian target perusahaan.
Masyarakat juga tetap bisa menikmati layanan BBM dan LPG dengan baik, karena proses produksi dan distribusi yang dijalankan seluruh fungsi dan anak usaha Pertamina tetap lancar. Kegiatan hulu migas per September ini juga mencatat produksi migas 868 ribu BOEPD, masih sejalan dengan target yang ditetapkan perusahaan.
“Hal ini menunjukkan proses bisnis Pertamina baik-baik saja, tidak acak-acakan. Secara prosedur kerja, manajemen juga telah mengeluarkan aturan yang mengatur alur kerja dan kewenangan di masa transisi,” katanya.
Mengenai revitalisasi dan pembangunan kilang, tambah Agus, hingga saat ini proyek Refinery Development Master Plan dan Grass Root Refinery (RDMP/GRR), tetap berjalan sesuai tahapan yang telah ditetapkan. Secara umum seluruh proyek menunjukkan progres yang jelas dan berjalan baik dengan pantauan manajemen.
“Proses restrukturisasi dilakukan secara bertahap. Di masa transisi saat ini, kita memastikan seluruh persiapan restrukturisasi telah matang. Kita fokus agar restrukturisasi berjalan sesuai rencana dan memberikan dampak positif mendukung pencapaian tujuan Pertamina menjadi perusahaan energi global terdepan,” ujar Agus.