JAKARTA, iNews.id - Kerja sama Indonesia-Australia berpotensi membuka peluang kedua negara menjadi pemain utama global value chains untuk memasok baterai dan mineral penting global. Ini berupaya diwujudkan melalui penandatanganan Rencana Aksi untuk implementasi Memorandum of Understanding (MoU) antara Pemerintah Negara Bagian Western Australia and Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin).
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan penandatanganan Rencana Aksi tersebut pada Selasa (4/7/2023) di Sydney, Australia. Penandatanganan Rencana Aksi dilakukan oleh Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasjid, dan Premier of Western Australia Hon Roger Cook MLA. Rencana Aksi ini untuk mendetailkan implementasi dari MoU yang telah ditandatangani pada 21 Februari 2023 di Perth oleh Ketua Kadin Arsjad Rasjid dan Deputy Premier Hon Roger Cook MLA.
“Rencana Aksi merupakan tindak lanjut dari komitmen yang dibuat pada B20/G20 November 2022 lalu,” kata Ketua Indonesia-Australia Business Council (IABC) George Marantika dalam keterangannya, Selasa (4/7/2023).
Rencana Aksi tersebut berkaitan dengan kerja sama critical minerals untuk periode 2023-2025. Kolaborasi tersebut didukung dalam semangat economic powerhouse yang diusung Indonesia-Australia Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) tepat pada saat tiga tahun implementasinya sejak berlaku 5 Juli 2023.
Kerja sama yang menjadi fokus dalam Rencana Aksi ini, mencakup pilar Rantai Pasok, Environmental, Social and Governance (ESG), dan Pengembangan Tenaga Kerja Terampil. Kerja sama tersebut membidik pencapaian industri baterai dan mineral penting yang memberi nilai tambah, tangguh, dan berkelanjutan di kedua negara.