Faktor kedua datang dari ekonomi digital yang memiliki potensi pertumbuhan hingga Rp4.531 triliun pada 2030 atau menjadi yang terbesar di Asia Tenggara. Erick menilai pertumbuhan ini delapan kali dari cepat pertumbuhan PDB Indonesia. Keyakinan Erick juga didukung dengan peningkatan perusahaan rintisan atau startup yang tumbuh 11 persen setiap tahunnya.
"Jumlah startup kita sekarang mencapai 2.321 startup atau terbesar keenam di dunia. BUMN sangat concern dengan mendorong para startup lokal," ujar dia.
BUMN, kata Erick, telah melakukan sejumlah inisiasi strategis dalam membangun ekosistem digital dan mendukung startup lokal, mulai dari Indonesia Digital Tribe (IDT), BUMN StartupDay, hingga Merah Putih Fund (MPF). BUMN, Erick menuturkan, juga memiliki Mandiri Capital Indonesia, MDI Ventures, BRI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi dan BNI Ventures yang hingga saat ini telah berinvestasi untuk sekitar 230 startup.
Dia menyampaikan, sektor pangan menjadi faktor ketiga yang menjadi fondasi utama ekonomi Indonesia. Menurutnya, industri pertanian dan perikakan belum optimal meski memiliki potensi yang amat besar.
BUMN pun mencoba mendorong optimalisasi kedua sektor ini dengan sejumlah program inisiatif seperti Makmur. Erick mengatakan, program ekosistem pertanian yang terintegrasi saat ini (per September 2022) telah berhasil menjangkau 163.761 petani dengan realisasi lahan mencapai 254.817 hektare (ha).