Lebih lanjut, Hendra menjelaskan bahwa lima strategi utama yang diambil Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) dalam pengembangan blue carbon. Strategi tersebut adalah perluasan kawasan konservasi laut, penerapan penangkapan ikan terukur berbasis kuota, pengembangan budidaya berada di laut pesisir dan di pedalaman yang ramah lingkungan, pengelolaan pesisir dan pulau-pulau kecil, serta pengelolaan sampah plastik di laut.
Untuk perluasan kawasan konservasi laut ditargetkan hingga 30 persen di tahun 2045 dengan melindungi ekosistem dan habitat penting agar fungsi jasa ekosistem seperti karbon, suplai oksigen, perlindungan pantai, dan penyedia sumber ikan tetap terjaga keberlanjutannya. Hingga 2022, luasan konservasi laut baru mencapai 8,9 juta ha atau 8,7 persen dari total luas wilayah Indonesia.
Menurutnya, pengelolan blue carbon tidak bisa dilakukan sendirian. Semua pihak harus memiliki komitmen dan menjalin kerja sama dengan tujuan mencapai masa depan kelautan yang lebih baik untuk anak cucu.
"Tanpa penyelamatan blue carbon, kita tidak akan bisa mencegah perubahan iklim," ucap Hendra.