Selain itu, kegiatan itu juga dilanjutkan dengan pertemuan PT Pertamina dengan Petro SA, dan Central Energy Fund yang menjadi tuan rumah pertemuan. Terdapat potensi kerja sama dilakukan dengan skema dua timeline, yaitu secara jangka pendek Indonesia memiliki rencana untuk menyediakan gas, sebagai salah satu sumber energi untuk mengatasi krisis energi di Afrika Selatan, yang sampai saat ini senantiasa harus menerapkan load shedding (pemutusan listrik secara bergilir).
Dalam jangka panjang, Pertamina akan menyediakan bantuan infrastruktur yang lebih komprehensif dalam penyediaan gas, termasuk dalam lingkup transfer knowledge, dengan hasil penyediaan energi tidak hanya untuk Afrika Selatan, namun juga untuk sejumlah negara di wilayah Afrika bagian Selatan.
Agar kerja sama dapat segera terlaksana, para pihak sepakat untuk membentuk task force untuk melakukan identifikasi ruang lingkup kerja sama yang dapat diprioritaskan.
Pertemuan dihadiri oleh pimpinan para perusahaan, antara lain Dirut Pertamina beserta jajaran, CEO Central Energy Fund, Kepala InvestSA, dan perwakilan PetroSA, serta Konjen RI Cape Town, Kepala ITPC Johannesburg, dan Tim Fungsi Ekonomi KBRI Pretoria.
"Keseriusan para pebisnis tampak dari rencana sejumlah pelaku bisnis yang akan segera mengadakan pertemuan lebih teknis dalam waktu dekat di Cape Town," ucap Konsul Jenderal RI di Cape Town, Tudiono dalam keterangan resminya, dikutip Minggu (27/8/2023).
Sementara itu, kunjungan Presiden Jokowi ke Afsel merupakan kunjungan pertama ke Afrika selama menjabat sebagai Presiden RI dan 15 tahun dari kunjungan terakhir yang dilakukan oleh Presiden RI SBY tahun 2008.
Kunjungan ke Afrika ini memiliki makna istimewa. Indonesia dan Afrika memiliki hubungan historis yang panjang karena Indonesia adalah penggagas dan tuan rumah Konferensi Asia-Afrika (KAA) di tahun 1955. Selain itu, Indonesia juga berperan penting dalam melahirkan Gerakan Nonblok.