Dia menjelaskab, butuh kecermatan serta perhitungan yang matang untuk mengetahui ketebalan awan dan berapa jumlah garam yang harus ditabur. Ini semua diperlukan agar hujan yang terjadi tidak menyebar.
"Dan yang perlu diketahui, ada 11 penerbangan yang membawa 29 ton garam untuk melakukan Teknik Modifikasi Cuaca pada saat itu. Bisa dibayangkan berapa besar anggaran yang harus dikeluarkan untuk melaksanakan operasi ini," tutur Luhut.
Terkait dengan itu, Luhut menyampaikan kepada Dr. Seto bahwa tidak sia-sia bisa bertemu dengan tim TMC. "Saya banyak belajar cabang sains dan teknologi baru, yaitu Teknik Modifikasi Cuaca yang dahulu bahkan belum pernah saya dengar, apalagi pelajari," ujar Luhut.
Dia menambahkan, TMC sangat saintifik dan bisa lain, misalnya dimanfaatkan untuk banyak hal lain, menanggulangi kebakaran hutan dan lahan, menurunkan hujan buatan untuk mengairi waduk sebelum musim kemarau tiba, mengantisipasi kekeringan, sampai untuk irigasi pertanian.
"Saya sampai pada satu kesimpulan bahwa sains dan teknologi sebesar ini perlu memiliki lembaga khusus yang menaungi Teknik Modifikasi Cuaca," ujar Luhut.