Ia melanjutkan, beban operasional menurun hingga 6 persen sehingga usaha efisiensi yang dilakukan dapat dikatakan berhasil. "Penting sekali bagi kami untuk tetap menjaga kondisi ini dan terus melestarikan budaya efisiensi biaya kita secara konsisten mendorong pemikiran smart spending," ucapnya.
Total aset di kuartal pertama telah meningkat sebesar 4 persen yoy dengan kualitas aset yang lebih baik. Hal ini ditunjukkan dengan Non Performing Loan (NPL) gross yang lebih rendah, yaitu sebesar 3,9 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu, yaitu sebesar 5,8 persen.
Sementara itu, rasio profitabilitas Standard Chartered pada triwulan pertama menunjukkan kinerja yang solid dengan perolehan Return on Asets (ROA) sebesar 3,16 persen dan Return on Equity (ROE) sebesar 16,35 persen.
Dana Pihak Ketiga (DPK) tumbuh sebesar 12 persen di mana porsi sebesar 72 persen dari DPK Standard Chartered berupa giro dan tabungan (rasio dana murah/CASA). Modal dan likuiditas tetap menguat dan dipertahankan di atas peraturan pemerintah di mana Rasio Kecukupan Modal atau CAR tercatat sebesar 19,5 persen dan Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat pada 72,3 persen di kuartal pertama 2018.
Kemudian, Cost to Income Ratio (CIR) membaik dari 65,3 persen menjadi 56,6 persen. Hal ini seiring dengan penurunan biaya sebesar Rp33 miliar dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Selain itu, dipengaruhi juga dengan kenaikan pendapatan berbasis komisi bersih (net feebased income) sebesar Rp83 miliar atau meningkat sebesar 24 persen dibandingkan periode yang sama di tahun lalu. Sementara itu, permodalan bank tetap terjaga sehat di kisaran level 19 persen.
"Bukan berarti kita puas dengan hal ini tapi ini adalah untuk mengawali tahun ini. Dukungan yang diberikan dari sisi investasi dan permodalan juga meningkat dan dengan yang kita punya sekarang ini," tuturnya.