JAKARTA, iNews.id - Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian (Kementan) Kuntoro Boga Andri mengatakan, Indonesia sudah tidak lagi mengimpor beras konsumsi. Pasalnya, stoknya sangat aman dan mencukupi kebutuhan konsumsi.
“Menurut catatan BPS (Badan Pusat Statistik), Indonesia sudah tidak melakukan impor beras untuk pasar konsumsi, yaitu beras jenis medium,” kata Kuntoro, dikutip dari Antara, Senin (15/8/2022).
Dia menyebutkan, beras yang masih diimpor Indonesia merupakan beras untuk keperluan industri. Tercatat Indonesia mengimpor beras khusus pada tahun 2019 sebanyak 444,51 ribu ton, pada 2020 sebanyak 356,29 ribu ton, dan tahun 2021 sebanyak 407,74 ton.
“Namun sebanyak 82 hingga 99 persen impor berupa broken rice atau beras pecah untuk bahan baku industri. Prosentasinya sangat-sangat kecil dibandingkan produksi beras dan stok beras kita," ujar Kuntoro.
Dia menyebutkan, broken rice yang berkode HS 10064090 tersebut sebagian besar digunakan untuk keperluan pakan ternak. Pada 2019, impor broken rice mencapai 98,6 persen dari keseluruhan impor beras, 2020 capai 90,47 persen, dan 2021 sebanyak 81,63 persen.
Adapun stok beras nasional mencapai lebih dari 10 juta ton pada April 2022. Berdasarkan Survei Cadangan Beras Nasional (SCBN) 2022 yang merupakan hasil kolaborasi antara Kementan dan BPS, stok beras nasional periode 31 Maret 2022 mencapai 9,11 juta ton beras.
“Bahkan pada 30 April 2022, yaitu menjelang Idul Fitri lalu, stok beras nasional meningkat menjadi 10,15 juta ton beras,” ucapnya.