Hilmi memproyeksikan produksi migas Medco Energi pada 2020 sekitar 112.000 barel oil per hari. Namun, karena dampak pandemi Covid-19, pihaknya melakukan upaya-upaya dengan memotong capital expenditure (capex) sehingga target diturunkan sedikit menjadi sekitar 100.000 sampai 105.000 barel oil per hari.
Hilmi menyebut, meskipun belakangan ini banyak perusahaan-perusahaan besar yang mulai mengalihkan fokusnya dari energi fosil ke energi baru terbarukan, pihaknya masih akan tetap fokus khususnya di minyak, karena Indonesia masih akan tetap membutuhkan produksi minyak yang besar.
"Hari ini kita membutuhkan sekitar 1,6 juta barel oil per hari dan masih tumbuh sedangkan produksi Migas nasional hanya 700.000 barel oil per hari. Oleh karena itu, peran perusahaan Migas baik nasional maupun internasional masih sangat diperlukan, oleh karena itu di migas kita masih tetap akan agresif untuk melakukan ekspansi baik akuisisi maupun eksplorasi," ujar Hilmi.
Sektor kedua adalah listrik. Hilmi menjelaskan, alasan pihaknya turut memfokuskan kepada sektor kelistrikan karena listrik merupakan energi masa depan. "Elektrifikasi merupakan sesuatu kenyataan yang akan terjadi di dunia energi, pada akhirnya costumer akan mengambil energi berupa listrik, oleh karena itu lah pilar ini merupakan salah satu masa depan yg sangat penting bagi kami," kata dia.
Sektor ketiga adalah tambang, copper dan emas. Dia menyebut, Medco Energi saat ini masih menjadi salah satu pemain sektor tersebut.