Akhirnya, kata Bahlil, pilihan jadi pengusaha hanya dimiliki oleh dua, yaitu pengusaha yang dibentuk garis keturunan (nasab) dan pengusaha yang dibentuk oleh takdir (nasib).
Ini tidak boleh dibiarkan terus-menerus. Menurut Bahlil, negara harus mendesain pola pikir generasi muda untuk menjadi pengusaha. Diharapkan generasi muda mau meninggalkan pola pikir lama, yaitu kalau sukses harus mencari kerja bukan membuat lapangan kerja.