JAKARTA, iNews.id - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadhewa menyebut, inflasi di beberapa negara terus melanjutkan kenaikan yang disebabkan oleh kombinasi berbagai faktor baik dari sisi demand, supply, dan distribusi. Tak hanya itu, belum meredanya konflik Rusia-Ukraina juga dapat menyebabkan harga-harga energi dan bahan pangan mengalami peningkatan.
"Hal ini turut mendorong Bank Sentral di berbagai negara untuk menaikkan suku bunga acuannya, sebagai upaya untuk menahan kenaikan inflasi sehingga tingkat harga diharapkan dapat lebih terkendali," ujar Purbaya dalam acara Silahturahim LPS dan Perbankan di Grand Ballroom Fairmont Jakarta, Selasa (12/4/2022).
Sebelumnya, The Fed di bulan Maret 2022 telah menaikkan Fed rate sebesar 25 bps. Selain itu, Bank of England (BoE) juga telah menaikkan suku bunga acuannya secara agresif sebanyak tiga kali sejak pertengahan Desember tahun lalu.
"Lalu, apabila kita melihat spesifik terhadap dampak konflik Rusia dengan Ukraina. Konflik tersebut dapat berdampak terhadap Indonesia melalui berbagai jalur," ucap Purbaya.
Adapun jalur yang pertama melalui kenaikan harga-harga komoditas energi seperti minyak dan batu bara. Status Rusia sebagai salah satu produsen terbesar minyak dunia menyebabkan disrupsi terhadap supply energi dunia.
"Yang kedua, selain menyebabkan kenaikan terhadap harga-harga komoditas energi, juga menyebabkan kenaikan terhadap harga-harga komoditas lain seperti Nikel dan CPO. Konflik dua negara tersebut akan menyebabkan kekhawatiran terhadap supply atas komoditas-komoditas tersebut," kata dia.