"Mulai dari produksi, hasil produksi, kemudian terkait packaging (hasil produksi) biar lebih rapih. Kemudian, legalitas usaha dan cara mempromosikan di media sosial," ucapnya.
Sementara dikutip dari siaran pers, Direktur Bisnis Mikro BRI, Supari menyebut, keberagaman jenis pemberdayaan yang dimiliki BRI menjadi bukti nyata komitmen perseroan untuk selalu memberikan solusi terhadap pengembangan ekosistem UMKM, khususnya segmen mikro dan ultra mikro.
Sebagai contoh, pada level ultra mikro, BRI melalui aplikasi senyum mobile mencoba menjembatani bagaimana tiga entintas membentuk ekosistem layanan yang terintegrasi. Selain itu, dalam mendorong digitalisasi kelompok ultra mikro juga dikembangkan AgenBRILink Mekaar yang mampu mendorong inklusi dan literasi keuangan digital pada segmen masyarakat ultra mikro.
"BRI memiliki konsep pemberdayaan UMKM secara end to end, yakni pemberdayaan dari fase dasar hingga pengembangan platform berbasis digital yang mampu menjadi solusi pengembangan ekosistem UMKM. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa UMKM mempunyai daya saing dan mampu beradaptasi dengan pasar," kata Supari dalam keterangan tertulis.
Adapun Desa BRILiaN merupakan pemberdayaan berbasis ekosistem desa dengan empat pilar utama sebagai kunci sukses indikator pemberdayaan, yakni sustainability, digitalisasi, inovasi dan optimalisasi Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa).