JAKARTA, iNews.id – Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menyatakan, proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tetap akan berlanjut meski pemerintah tengah mengevaluasi proyek-proyek yang tinggi kandungan impor.
Menteri BUMN, Rini Soemarno mengatakan, megaproyek tersebut tidak perlu dievaluasi karena sudah lewat proses financial closing dan masuk tahap konstruksi. Proyek yang sudah selesai tahap financial closing disebutnya sudah memesan bahan baku dan barang modal dari awal.
Sementara itu, kata dia, proyek yang digarap oleh PT Wijaya Karya Tbk bersama China Railway International itu juga menggunakan pendanaan yang berasal dari luar dan jangka panjang sehingga tidak terlalu berdampak pada neraca pembayaran.
Rini mengatakan, proyek ini mendapat pinjaman dari China Development Bank (CDB) senilai 6,07 miliar dolar AS. Dari institusi tersebut, konsorsium mendapatkan masa tenggang pembayaran (grace periode) hingga 10 tahun sehingga tidak ada dolar AS yang keluar dari Indonesia.
"Dengan grace period selama 10 tahun berarti tidak ada pembayaran devisa selama 10 tahun," ujarnya di JCC Senayan, Jakarta, Kamis (16/8/2018).