JAKARTA, iNews.id - Ketua Umum Asosiasi Bank Benih dan Teknologi Tani Indonesia (AB2TI), Dwi Andreas Santosa, mengkritisi tarif impor komoditas pangan yang rendah. Hal itu tak hanya membuat Indonesia diserbu komoditas pangan impor, tetapi juga menyebabkan pertani lokal tambah susah.
Menurut dia, kebijakan tarif impor komoditas pangan yang rendah disebabkan orientasi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri hanya memperhatikan sisi konsumen, namun abai melihat nasib petani.
Dengan tarif impor komoditas pangan yang rendah, petani lokal makin susah untuk bersaing karena ongkos produksi pertanian di dalam negeri lebih mahal dibandingkan barang impor.
"Sejak awal tahun 2000-an Indonesia itu kan harus memenuhi syarat-syarat IMF, jadi pasar pangan Indonesia harus dibuka selebar-lebarnya, tarif impor diturunin, sekarang tarif impor untuk seluruh komoditas pangan hampir 0 persen sampai 5 persen," ujar Dwi Andreas saat dihubungi MNC Portal, Minggu (16/10/2022).
Dia mengungkapkan, pembebanan tarif bea masuk tercantum dalam Peraturan Menteri Keuangan Nomor 6/PMK.010/2017 tentang Penetapan Klasifikasi Barang dan Pembebanan Bea Tarif Masuk atas Barang Impor.