Arifin menambahkan, keharusan onstream di 2030 lantaran pemerintah memiliki target 1 juta barel minyak per hari (bopd) dan 12 miliar standar kaki kubik gas per hari (Bscfd) pada 2030.
"Ya kita targetnya 1 juta di 2030, Kalau makin lama nggak dapet duit, ditanam mulu. Dari 15 tahun, kemarin kan janjinya 2027 tiba-tiba Shell cabut abis itu Covid ya oke lah, ada sedikit kita consider sampai 2030 tanggal 1 Januari," tutur Arifin.
Sebelumnya, Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati mengungkapkan bahwa Inpex menargetkan operasi Blok minyak dan gas (migas) Masela, Maluku mundur menjadi di tahun 2032 yang mana sebelumnya ditargetkan untuk operasi di tahun 2027.
Sebagaimana diketahui, Pertamina saat ini memegang hak partisipasi di Blok Masela sebesar 20 persen dan Petronas sebesar 15 persen menggantikan posisi Shell di blok tersebut. Sementara sisanya 65 persen masih dipegang oleh perusahaan minyak asal Jepang alias Inpex tersebut.