Dibandingkan mata uang lainnya, rupiah terpantau perkasa dari beberapa kurs pada pekan ini, seperti rupiah terhadap poundsterling Inggris yang melesat 2 persen, kemudian terhadap won Korea Selatan yang melonjak 2,18 persen. Rupiah hanya kalah dari Franc Swiss.
Menguatnya rupiah menurut Market Research Economic Research PermataBank, Faisal Rachman dapat terjadi karena ekonomi Indonesia terdorong perekonomian global.
"Sebenarnya faktor ekonomi fundamental kita memang ada tekanan ya. Memang fenomena perlambatan itu terjadi di seluruh dunia, tetapi kita memang cenderung resilient karena memang fundamental ekonomi kita itu cenderung memang sudah lebih baik gitu," kata Faisal dalam PIER Economic Review: Mid-Year 2024 secara virtual, Kamis (8/8/2024) lalu.
Menurut Faisal, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih mampu tumbuh di kisaran 5 persen, yakni 5,05 persen pada kuartal II-2024. Kemudian inflasi kita terjaga di level rendah, dibandingkan dengan negara-negara maju.