Tolak Gunakan APBN, Perum Bulog Pilih Ngutang untuk Serap Beras Petani

Suparjo Ramalan
Dirut Perum Bulog, Budi Waseso menyebut pihaknya menolak menggunakan APBN untuk menyerap beras petani. (Foto: Antara/Ilustrasi)

Kebutuhan 700.000 ton beras bisa dipenuhi dari serapan dalam negeri sebesar 500.000 ton dan 200.000 ton lainnya diimpor dari beberapa negara. 

Hanya saja, hingga 5 Desember, jumlah beras dalam negeri yang diserap Bulog baru 166.000 ton. Sementara, beras yang diimpor diperkirakan mencapai 200.000 ton. Jumlah impor beras lebih kecil dari yang diputuskan dalam rapat koordinasi terbatas (rakortas) yakni 500.000 ton. 

"700.000 itu umpama bisa 500.000 dari dalam, sisa dong 200.000, jadi 200.000 kita harus datangkan. Persoalannya adalah impor saat ini tidak mudah karena negara membatasi, bahkan ada yang sama sekali menutup untuk dia ekspor berasnya karena dia butuh juga," ujar Buwas.

Akibat pembatas negara produsen beras pada bulan ini, maka opsi impor kemungkinan dilanjutkan pada awal tahun 2023. Hanya saja, Bulog melihat situasi masa panen di dalam negeri. 

Artinya, bila periodesasi panen mulai dilakukan pada awal Januari-Februari 2023, maka sisa stok beras yang diimpor tak lagi dilanjutkan. Sebaliknya, bila panen berlaku pada Maret, maka impor beras untuk memenuhi target 500.000 ton tetap dilakukan.

Editor : Aditya Pratama
Artikel Terkait
Nasional
3 hari lalu

Cuaca Ekstrem, BPS Peringatkan Potensi Gagal Panen di Akhir 2025

Makro
14 hari lalu

Realisasi Penerimaan Pajak Tembus Rp1.459 Triliun, 70,2 Persen dari Target

Nasional
14 hari lalu

APBN RI Tekor Rp479,7 Triliun per Oktober 2025

Nasional
20 hari lalu

Purbaya Ogah APBN Tanggung Utang Whoosh: Kalau Saya Mending Nggak Bayar

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal