BRI juga turut memberikan penjaminan kredit untuk UMKM senilai Rp8,34 triliun per 27 Desember 2020. Penjaminan diberikan kepada 13.808 debitur UMKM. Melalui penjaminan ini, portofolio kredit UMKM BRI tetap terjaga meski kondisi bisnis para debitur tengah terdampak pandemi. Dalam hal penyaluran BPUM, BRI tercatat telah menyalurkan Rp18,6 triliun dana Bantuan Presiden Produktif Usaha Mikro kepada 7,7 juta debitur di berbagai wilayah. Dana BPUM yang disalurkan BRI setara 65,2 persen dari total pagu Banpres Produktif yang disediakan yakni Rp28,3 triliun untuk 11,8 juta debitur.
Selanjutnya, Kredit Usaha Rakyat (KUR) Mikro dan Super Mikro yang disalurkan BRI per 31 Desember 2020 sudah mencapai Rp125,6 triliun. Adapun rincian dana tersebut meliputi Rp116,9 triliun KUR Mikro disalurkan BRI kepada 4,35 juta debitur. Kemudian, Rp8,7 triliun diberikan bagi 985 ribu debitur KUR Super Mikro.
Sementara itu, restrukturisasi kredit BRI kepada para debitur terdampak Covid-19 telah mencapai Rp218,6 triliun, dengan total peminjam terdampak sebanyak 2,8 juta. Pemberian restrukturisasi akan dilanjutkan BRI sesuai keputusan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang memperpanjang masa pemberian relaksasi kredit hingga 2022.
“Strategi yang diambil BRI saat ini adalah fokus untuk menyelamatkan UMKM, karena menyelamatkan UMKM sama saja dengan menyelamatkan BRI, menyelamatkan BRI sama dengan menyelamatkan sustainability perekonomian nasional. Untuk itu BRI akan tetap fokus untuk mendorong UMKM bangkit, yang akan meningkatkan kinerja BRI dan pada akhirnya akan memulihkan perekonomian nasional,” ujar Sunarso. (CM)