Hal ini akan berdampak pada sekitar 7.500 karyawan secara global, sebagian besar berbasis kantor, dengan total biaya restrukturisasi diperkirakan sekitar 1,2 persen dari keseluruhan omzet selama periode tersebut. Pemangkasan ini akan berdampak pada sekitar 5,9 persen karyawan Unilever yang berjumlah sekitar 128.000 orang.
Adapun langkah ini merupakan rencana strategi dari Schumacher yang menjadi CEO pada Juli tahun lalu, dan pada Oktober 2023 menyusun rencana untuk mendapatkan kembali kepercayaan investor dengan menyederhanakan bisnis setelah mengakui Unilever berkinerja buruk dalam beberapa tahun terakhir.
Schumacher mengatakan, perusahaannya akan fokus pada 30 merek utama yang menyumbang 70 persen dari penjualannya dan berupaya meningkatkan margin kotor dan tidak melakukan akuisisi besar atau transformasional.
“Kami punya agenda besar. Ini akan menjadi periode yang sangat sibuk selama sekitar 18 bulan ke depan," ujar Schumacher kepada Reuters dikutip, Kamis (20/3/2024).
CEO Unilever sebelumnya, Alan Jope, dikritik karena membiarkan portofolio merek grup tersebut tumbuh hingga sekitar 400. Hal ini membuat manajemen teralihkan dari yang berkinerja terbaik.