Vietnam disebut harus mempersiapkan diri dalam menjaga ketahanan pangan melalui pembatasan kuota ekspor. Ini dampak dari penyusutan lahan akibat perubahan iklim di Vietnam.
Hal tersebut diakui pengusaha beras di sana, yang mengatakan bahwa area pertanian semakin berkurang. Banyak petani mengalihkan lahannya untuk tanaman lain dan memelihara udang.
"Lahan pertanian padi Vietnam menyusut karena perubahan iklim dan beberapa petani beralih ke menanam tanaman lain dan memelihara udang, strateginya tampaknya terlalu agresif," ucap seorang pengusaha beras di Kota Ho Chi Minh.
Petani padi di Delta Mekong misalnya, mengubah sebagian ladang mereka menjadi pertanian buah, seperti mangga, jeruk bali, nangka, dan durian. Namun sebagian besar petani tersebut tetap bergantung pada beras.
Berdasarkan data Bea dan Cukai Vietnam, ekspor beras dari Vietnam dalam empat bulan pertama 2023 melonjak 40,7 persen dari tahun sebelumnya menjadi 2,9 juta ton.
Vietnam juga akan mendiversifikasi pasar ekspor berasnya untuk mengurangi ketergantungan pada negara mana pun. Seperti diketahui, Filipina telah lama menjadi pembeli beras terbesar Vietnam, berkontribusi terhadap 45 persen dari pengirimannya tahun lalu.
Sebagai informasi, Vietnam merupakan negara impor beras ketiga terbesar Indonesia, setelah India dan Thailand. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), 81.828 ton dari 429.207 ton beras Indonesia berasal dari Vietnam pada tahun lalu.