Wall Street Ditutup Melemah Imbas Investor Khawatir Kestabilan Politik Rusia

Anggie Ariesta
Lantai perdagangan New York Stock Exchange (NYSE) atau dikenal dengan sebutan Wall Street. (Foto: Reuters)

Pekan lalu, bursa saham AS tertekan dengan Nasdaq yang menghentikan kenaikan beruntun selama delapan minggu setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan mungkin ada lebih banyak kenaikan suku bunga ke depan.

"Pialang mengalami kesulitan untuk mencari tahu apakah mereka ingin menjadi ofensif atau defensif sehingga mereka memiliki kaki di kedua kubu. Mereka tidak tahu ke arah mana pasar akan berayun," ujar Schleif.

Dia menuturkan, dimulainya minggu terakhir kuartal II 2023 juga menambah ketidakpastian bagi Wall Street, karena perusahaan akan menyampaikan laporan keuangan  beberapa minggu lagi. 

"Hal ini mendorong aksi ambil untung dalam saham-saham pertumbuhan yang telah meningkat tajam sepanjang tahun ini," kata Schleif.

Memimpin kenaikan indeks industri benchmark adalah sektor energi (.SPNY), yang menguat 2,2 persen karena harga minyak naik sementara investor menyeimbangkan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan global terhadap gangguan pasokan yang akan datang yang dapat memperburuk ketidakstabilan politik di Rusia.

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Keuangan
2 hari lalu

BI Kembali Tahan Suku Bunga 4,75 Persen pada Akhir Tahun

Makro
2 hari lalu

BI Dinilai Perlu Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Ini Alasannya

Nasional
30 hari lalu

BI Kembali Tahan Suku Bunga di 4,75 Persen, Berikut Alasannya

Keuangan
30 hari lalu

IHSG Dibuka Menguat ke Level 8.384 jelang Pengumuman Suku Bunga BI

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal