Pekan lalu, bursa saham AS tertekan dengan Nasdaq yang menghentikan kenaikan beruntun selama delapan minggu setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell mengisyaratkan mungkin ada lebih banyak kenaikan suku bunga ke depan.
"Pialang mengalami kesulitan untuk mencari tahu apakah mereka ingin menjadi ofensif atau defensif sehingga mereka memiliki kaki di kedua kubu. Mereka tidak tahu ke arah mana pasar akan berayun," ujar Schleif.
Dia menuturkan, dimulainya minggu terakhir kuartal II 2023 juga menambah ketidakpastian bagi Wall Street, karena perusahaan akan menyampaikan laporan keuangan beberapa minggu lagi.
"Hal ini mendorong aksi ambil untung dalam saham-saham pertumbuhan yang telah meningkat tajam sepanjang tahun ini," kata Schleif.
Memimpin kenaikan indeks industri benchmark adalah sektor energi (.SPNY), yang menguat 2,2 persen karena harga minyak naik sementara investor menyeimbangkan kekhawatiran tentang pertumbuhan permintaan global terhadap gangguan pasokan yang akan datang yang dapat memperburuk ketidakstabilan politik di Rusia.