Menurutnya, pola perjalanan baru ini dapat memberikan pengalaman baru kepada para wisatawan domestik maupun internasional di sekitar Candi Borobudur yang melibatkan para pelaku pariwisata dan ekonomi kreatif (ekraf) serta masyarakat setempat.
"Kami harap wisatawan kelak dapat semakin menikmati perjalanan yang mereka lakukan di DSP Borobudur sesuai dengan kearifan lokal serta meningkatkan kunjungan wisatawan yang berulang dan yang baru, juga memperpanjang lenght of stay dan tingkat pengeluaran dari para wisatawan," ucap Angela.
Wamenparekraf meyakini bahwa BToC akan memberikan manfaat dan multiplier effect bagi para pelaku UMKM dan masyarakat lokal, khususnya di sekitar Candi Borobudur serta menghadirkan peluan-peluang bagi para pelaku pariwisata dan ekraf setempat, agar tetap bangkit di tengah pandemi dan turut membantu pemulihan pariwisata dan ekraf Indonesia.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh kementerian, lembaga pemerintah daerah dan desa, local champion dan masyarakat lokal dan semua yang terlibat, yang telah berkolaborasi dan mendukung pola perjalanan wisata Borobudur Trail of Civilization," ujarnya.
Angela juga berharap, pola perjalanan baru ini dapat terus dikembangkan dan diimplementasikan secara kongkret, sehingga manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh lapisan masyarakat dan dapat mendukung upaya pembangunan pariwisata Indonesia yang inklusif, berkualitas, dan berkelanjutan.