Hal itu, membuat pendapatannya turun drastis dari sekitar Rp500.000 per hari sebelum kebakaran di kawasan Gunung Bromo, menjadi sekitar Rp50.000 per hari pascakebakaran.
"Turun drastis, masih sepi tiga hari ini dibuka. Sebelumnya Rp500.000 (pendapatan) minimal dapat, sekarang hanya dapat Rp50.000, paling banyak dapat Rp150.000 dari pagi sampai sore," kata Siti Wiyanah.
Meski pengunjung wisata Gunung Bromo masih sepi, Siti memilih tetap membuka warungnya demi mencari nafkah bagi keluarganya. Ia membantu suaminya yang juga sebagai petani dan berjualan sayuran.
"Kalau waktu kebakaran tetap buka, diperbolehkan cuma enggak ada pengunjungnya. Kayak gini sepi tapi ya mau nggak mau kita harus buka, nyari rezeki gimana lagi," ungkap Siti.
Kini warga Desa Ngadas, Poncokusumo ini berharap kawasan Wisata Gunung Bromo bisa pulih lebih cepat dan wisatawan juga sama-sama saling membantu untuk menjaga ekosistem lingkungan. Sebab, Gunung Bromo juga menjadi kehidupan bagi ribuan warga di sekitarnya.