JAKARTA, iNews.id - Pemerintah diminta meningkatkan perhatian terhadap industri halal. Selama ini banyak tantangan yang dihadapi sektor tersebut.
Direktur Keuangan dan Operasional BNI Syariah, Wahyu Avianto mengatakan, industri halal menghadapi beberapa tantangan di antaranya banyak terjadi perubahan yang tidak terduga (turbulent), sehingga membuat lingkungan bisnis, sosial, dan industri berubah sangat cepat.
Selain itu, faktor ketidakpastian (uncertainty), menyebabkan banyak hal baru yang sifatnya tidak terduga (novelty), serta ketidakjelasan akibat terlalu banyak informasi (ambiguous).
“Semua faktor tersebut menjadi tantangan kita dalam mengembangkan ekosistem halal,” ujar Wahyu di Jakarta, Minggu (13/9/2020).
Namun, lanjut dia, Untuk menghadapi tantangan tersebut, diperlukan inovasi dan kolaborasi. Inovasi digital saat ini meningkatkan peran bank syariah, tidak hanya dari sisi permodalan tapi juga untuk mempermudah sistem pembayaran."Peran bank sebagai kolaborator dengan ekosistem terkait (open banking)," katanya.
Dia menambahkan BNI akan terus meningkatkan pemahaman dan literasi masyarakat mengenai keuangan syariah. “Berdasarkan data Survei Nasional Literasi Keuangan (SNLK) 2019 Otoritas Jasa Keuangan (OJK), tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah di Indonesia masih cukup rendah yaitu masing-masing 8,9 persen dan 9,1 persen,” ujarnya.