JAKARTA, iNews.id - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) memperkirakan, realisasi pengembalian biaya operasi hulu migas atau dikenal dengan sebutan cost recovery sampai akhir tahun mencapai 11 miliar dolar AS.
"Cost recovery dari target paling banyak 10,71 miliar dolar AS, realisasinya kemungkinan di atas 10 miliar dolar AS, kemungkinan mencapai 11 miliar dolar AS," kata Deputi Pengendalian Pengadaan SKK Migas Djoko Siswanto dalam FGD Hulu Migas ‘Refleksi 2017 dan Outlook 2018’ di Jakarta, Rabu (27/12/2017).
Djoko menjelaskan, pembengkakan itu paling besar disebabkan percepatan depresiasi dari Blok Mahakam yang masa kontraknya dengan PT Total E&P Indonesie habis akhir tahun ini dan tidak diperpanjang.
"Pada akhir tahun ini ini ada beberapa invoice juga yang harus dibayarkan, yang paling besar itu Blok Mahakam yang minta depresiasi lebih cepat sehingga angkanya cukup besar karena bloknya sudah habis di akhir tahun ini," ujarnya.
Djoko menuturkan, hingga akhir November 2017, realisasi cost recovery telah mencapai 9,69 miliar dolar AS atau 93 persen dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 sebesar 10,71 miliar dolar AS.