Hans menuturkan, lonjakan kasus Covid-19 membayangi pembukaan ekonomi. Pelaku pasar perlu memerhatikan pernyataan Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus, bahwa yang terburuk belum datang dalam kasus pandemi Covid-19.
Beberapa Negara bagian AS menunda pembukaan ekonomi akibat kenaikan kasus Covid-19 yang meningkat dan menimbulkan kekhawatiran gangguan ekonomi. Sementara itu, perkembangan vaksin Covid-19 akan menjadi sentimen positif bagi pasar.
Pelaku pasar juga akan memerhatikan potensi perang dagang AS dan China. Hal ini menyusul lebih dari 75 anggota Kongres AS yang mengirim surat mendesak Presiden Donald Trump untuk mengambil keputusan resmi terhadap China akibat kekejaman yang terjadi atas kaum Muslim Uighur.
"Langkah Trump dan respons pemerintah China akan mempengaruhi pergerakan pasar," kata Hans.
Di sisi lain, aktivitas bisnis China membaik terutama akibat permintaan dalam negeri yang membaik di tengah permintaan luar negeri yang lemah. Hal tersebut juga menjadi sentimen positif pasar. Dari domestik, pasar Indonesia diwarnai sentimen positif data ekonomi. Namun, perpanjangan kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi, sebenarnya menjadi indikasi bahwa Indonesia belum mampu memenuhi aturan WHO untuk pelonggaran seperti di negara lain. Masalah kesehatan dinilai menjadi kendala utama ekonomi Indonesia.