Phintraco menilai penurunan signifikan ini dipengaruhi oleh data ekspor yang anjlok 9,45%, sementara impor tumbuh signifikan sebesar 15,84% dari yang sebelumnya sebesar 0,36% pada Januari 2024.
Pada pekan depan, investor siap menyambut rilis data Loan Growth pada Rabu (20/3) yang diperkirakan akan tetap tumbuh solid pada Februari 2024. Di hari yang sama, terdapat rilis data keputusan tingkat suku bunga acuan oleh Bank Indonesia yang diperkirakan akan tetap di level 6%.
Sementara dari luar negeri, pasar sedang menanti rilis data Retail Sales YoY Januari - Februari 2024 di Tiongkok yang diperkirakan akan tumbuh 5,2% YoY dari yang sebelumnya 7,4% di Desember 2023.
“Meskipun konsensus mengalami penurunan, akan tetapi konsensus tersebut masih merepresentasikan keyakinan pasar terhadap peningkatan penjualan ritel selama 12 bulan berturut-turut,” terang Phintraco.
Hal tersebut sejalan dengan realisasi inflasi China sebesar 0,70% YoY di Februari 2024. Sementara di zona Eropa, investor menanti rilis data inflasi yang diperkirakan akan tumbuh 2,6% YoY pada Februari 2024 dari yang sebelumnya 2,8%.