Namun sebenarnya bukan menjadi masalah karena jika benar IHSG ditekan oleh saham-saham teknologi atau sektor manapun yang berpotensi menekan IHSG setelah ini, maka akan memperbesar kemungkinan IHSG mengalami skenario tutup gap (area gap tertera pada chart). Ini menjadi kondisi yang bagus untuk persiapan buy on weakness.
"Apalagi, dalam 1 minggu terakhir IHSG sudah mengalami inflow investor asing sebesar Rp1,9 triliun. Tidak terlalu besar, namun cukup menjanjikan," ujar dia.
Jika inflow terjadi, biasanya IHSG akan bergerak menguat karena diperlukan markup untuk memunculkan aksi profit taking.
"Namun hingga perdagangan pekan lalu, markup masih belum terjadi, sehingga inflow asing ini menjadi katalis positif untuk IHSG, hanya masalah waktu saja," ucap William.
Masalah waktu karena di bulan yang tersisa hanya 10 hari bursa ini, nilai transaksi akan sepi, kondisi ini wajar karena adanya sentimen Lebaran. Jika sentimennya adalah liburan dan pelaku pasar mengurangi aktivitas trading, maka sepinya nilai transaksi ini adalah bukan indikasi bahaya untuk IHSG.