JAKARTA, iNews.id - Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani, mengatakan Indonesia membutuhkan sekitar 247,3 miliar dolar Amerika Serikat atau setara Rp 3.561 triliun untuk pembiayaan perubahan iklim terutama untuk mengurangi emisi.
"Semuanya membutuhkan biaya investasi yang luar biasa besar dan tidak mungkin hanya dilakukan oleh dilakukan APBN. Bahkan tidak bisa hanya dilakukan oleh Indonesia sendiri," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Kamis (26/8/2021).
Menurut dia, penurunan emisi karbon di Indonesia akan sangat ditentukan oleh lima sektor utama. Kelima sektor tersebut yakni kehutanan, energi dan transportasi, limbah, pertanian, dan industri.
"Kita perlu memformulasikan kebijakan yang mampu menarik lebih banyak investasi untuk membangun sektor-sektor tersebut. Sehingga kelima sektor itu tetap bisa memenuhi target penurunan CO2," ujar Sri Mulyani.
Kelima sektor tersebut, memiliki target yang berbeda dalam penurunan emisi karbon. Misalnya untuk sektor kehutanan, ditargetkan penurunan emisi hingga 17 persen, sementara untuk sektor energi dan transportasi sebesar 11 persen.
Selanjutnya, untuk sektor limbah, pertanian, dan industri, masing-masing ditargetkan penurunan 0,38 persen, 0,32 persen, dan 0,1 persen.
"Komitmen Indonesia untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 harus terus dilakukan secara konsisten," tutur Sri Mulyani.