Adapun peringkat pertama masih ditempati PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dengan market cap mencapai Rp1.066 triliun. Disusul market cap PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar Rp752 triliun di urutan kedua dan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) senilai Rp467 triliun di tempat ketiga.
Urutan keempat ditempati PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) dengan market cap Rp368 triliun, dan urutan kelima PT Astra International Tbk (ASII) dengan market cap Rp230 triliun.
Berdasarkan data BEI, hingga 15 Desember 2022 tercatat sebanyak 59 perusahaan telah resmi mencatatkan sahamnya di bursa. Adapun, PT Venteny Fortuna International Tbk (VTNY) menjadi perusahaan terakhir yang melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) di tahun ini.
Dari beberapa perusahaan yang mencatatkan sahamnya, PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) menjadi perusahaan dengan raihan dana IPO terbesar tahun ini, yakni mencapai Rp13,73 triliun, disusul oleh PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) atau Blibli dengan dana IPO sebesar Rp7,99 triliun.
Emiten lain yang juga meraup dana IPO besar pada tahun ini antara lain, PT Mora Telematika Indonesia Tbk (MORA) sebesar Rp1 triliun, PT Jayamas Medica Industri Tbk (OMED) sebesar Rp828 miliar, serta PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dengan dana hasil IPO sebesar Rp660,71 miliar.
Selain emiten dengan dana hasil IPO terbesar, di tahun ini terdapat sejumlah emiten dengan dana hasil IPO terkecil antara lain, PT Utama Radar Cahaya Tbk (RCCC) yang sebesar Rp20,25 miliar, kemudian PT Klinko Karya Imaji Tbk (KLIN) sebesar Rp23 miliar, PT Agung Menjangan Mas Tbk (AMMS) sebesar Rp24 miliar, PT Kusuma Kemindo Sentosa Tbk (KKES) sebesar Rp31,50 miliar, dan PT Techno9 Indonesia Tbk (NINE) sebesar Rp32,40 miliar.
Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) mencatat jumlah investor pasar modal mencapai 10,42 juta investor per 16 Desember 2022. Angka ini tumbuh 36,7 persen dibanding akhir 2021 sebanyak 7,49 juta investor.
Dari angka 10 juta investor, komposisinya adalah 4,42 juta investor memiliki aset saham, surat utang dan efek lainnya, 9,53 juta investor memiliki aset reksa dana dan 826.000 investor memiliki aset surat berharga negara (SBN).