Adapun, sistem barter pada awalnya masih dalam ruang lingkup kegiatan perdagangan yang sangat terbatas dan sederhana. Namun, pada nyatanya penggunaan sistem barter dalam bertransaksi kerap menemui banyak kesulitan.
Berbagai kesulitan dalam sistem yang dimaksud, di antaranya sulit menemukan kehendak ganda yang selaras. Maksudnya, setiap kali orang yang ingin bertransaksi menggunakan sistem barter, pembeli harus memiliki barang keinginan penjual.
Tentu, melihat hal itu penerapan sistem barter dalam transaksi menimbulkan kesulitan. Alasan lainnya adalah harga atau nilai sulit ditentukan. Pada sistem barter, harga atau nilai suatu barang harus ditentukan pada barang tersebut.
Sudah tentu, masyarakat masih bingung lantaran belum memiliki panduan mengenai cara untuk menentukan nilai suatu barang. Sebagai contoh, seseorang ingin menukarkan beras dengan baju yang belum tentu nilainya sebanding dengan beras.
Alasannya lainnya adalah kesulitan mengangkut dan menyimpan. Transaksi perdagangan yang menggunakan sistem barter menimbulkan kesulitan dalam menyimpan jika barang tersebut memiliki jumlah yang sangat besar. Maka dari itu, penjual maupun pembeli harus memikirkan biaya tempat dan akomodasi sebelum melakukan transaksi.