Naskah Lengkap Pidato Presiden Jokowi tentang RAPBN 2024 dan Nota Keuangan

Aditya Pratama
Presiden Jokowi menyampaikan pidato pada Sidang Paripurna DPR tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan, Rabu (16/8/2023). (Foto: YouTube DPR RI)

JAKARTA, iNews.id - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan pidato pada Sidang Paripurna DPR tentang Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) Tahun Anggaran 2024 beserta Nota Keuangan, Rabu (16/8/2023). Pidato itu disampaikan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat.

Jokowi mengatakan pendapatan negara pada 2024 ditargetkan mencapai Rp2.781,3 triliun. Sementara belanja negara dialokasikan Rp3.304,1 triliun. Defisit anggaran sebesar 2,29 persen PDB atau sebesar Rp522,8 triliun.

Selain itu Jokowi juga mengumumkan kenaikan gaji Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau Aparatur Sipil Negara (ASN) pada RAPBN 2024. Berikut pidato naskah lengkap pidato Presiden Jokowi tentang RAPBN 2024 dan Nota Keuangan:

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalamu’alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Salam sejahtera bagi kita semua, Om Swastyastu, Namo Buddhaya,  Salam kebajikan.

Yang saya hormati Wakil Presiden Republik Indonesia Bapak Prof Dr (HC) KH Ma’ruf Amin,

Yang saya hormati pimpinan dan anggota Dewan  Perwakilan Rakyat Republik Indonesia,

Yang saya hormati pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia,

Yang saya hormati pimpinan dan anggota lembaga-lembaga negara,

Yang saya hormati para menteri Kabinet Indonesia Maju, Jaksa Agung, Panglima TNI, Kapolri, dan kepala lembaga pemerintahan.

Hadirin sekalian yang berbahagia serta saudara-saudara sebangsa dan se-Tanah Air.

Dalam tiga tahun terakhir, dunia dihadapkan pada guncangan hebat Pandemi Covid-19 yang menelan korban 6,9 juta manusia. Krisis pandemi menggerus perekonomian global sekitar 2 triliun dolar AS. Ini  memaksa seluruh negara menggunakan instrumen kebijakan fiskal, moneter, dan keuangan secara luar  biasa. Tidak semua negara berhasil mengatasi krisis ini.  Data IMF per Juni 2023 menunjukkan ada 36 negara yang berada dalam tekanan ekonomi akibat beban utang yang meningkat.

Alhamdulillah, Indonesia telah berhasil mengatasi  tantangan besar akibat pandemi tersebut dengan hasil yang baik. Bahkan, Indonesia menjadi salah satu negara yang berhasil menangani krisis kesehatan dengan cepat  dan baik.

Indonesia merupakan salah satu dari sedikit negara dengan pemulihan ekonomi yang cepat, konsisten, dan inklusif. Pertumbuhan ekonomi selama tujuh kuartal terakhir sejak akhir 2021 secara konsisten berada di atas 5,0 persen. 

Tingkat pengangguran berhasil diturunkan dari 6,26 persen pada Februari 2021 menjadi 5,45 persen pada Februari 2023. Sementara tingkat kemiskinan juga terus menurun menjadi 9,36 persen pada Maret 2023 dari puncaknya di masa pandemi 10,19 persen pada September 2021. Begitu juga dengan kemiskinan ekstrem yang turun dari 2,04 persen pada Maret 2022 menjadi 1,12 persen pada Maret 2023.

Pemulihan ekonomi yang cepat dan kuat telah membawa Indonesia naik kelas, masuk kembali ke dalam kelompok negara berpendapatan menengah atas (Upper-Middle Income Countries) di tahun 2022. Pemulihan ekonomi Indonesia terus berlanjut. Semester I tahun 2023, ekonomi nasional tumbuh 5,1 persen. Inflasi Indonesia juga semakin terkendali dan mencapai 3,1 persen sampai dengan Juli 2023.

Kebijakan fiskal Indonesia termasuk salah satu  yang paling efektif dalam menangani pandemi dan menjaga pertumbuhan ekonomi. Defisit fiskal Indonesia sudah kembali di bawah 3 persen PDB, satu tahun lebih cepat  dari rencana awal. Di sebagian besar negara, defisit fiskal masih sangat lebar, seperti di India yang mencapai 9,6 persen PDB per tahun 2022, Jepang 7,8 persen, Tiongkok 7,5 persen, Amerika Serikat 5,5 persen, dan Malaysia 5,3 persen. 

Rasio utang Indonesia juga salah satu yang paling rendah di antara kelompok negara G20 dan ASEAN, bahkan sudah menurun dari 40,7 persen PDB di tahun 2021 menjadi 37,8 persen di Juli 2023. Sebagai perbandingan, rasio utang Malaysia saat ini di tingkat 66,3 persen PDB, Tiongkok 77,1 persen, dan India 83,1 persen.

Editor : Rizal Bomantama
Artikel Terkait
Nasional
2 bulan lalu

Prabowo Berencana Tarik Utang Baru Rp781 Triliun di 2026, Tertinggi sejak Pandemi!

Nasional
2 bulan lalu

8 Agenda Prioritas Prabowo di RAPBN 2026 Beserta Anggarannya, Berikut Rinciannya

Nasional
2 bulan lalu

Prabowo Batuk-Batuk saat Pidato Nota Keuangan: Maaf, Tadi Pagi Agak Semangat

Nasional
2 bulan lalu

Saksikan Dialog Pidato Kenegaraan dan Nota Keuangan Perdana Prabowo Bersama Wamen Thomas Djiwandono di iNews

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news