Namun, lanjutnya, saat ini PLN masih belum membayar pinjaman berdenominasi dolar AS tersebut. Dengan demikian, menurutnya, kondisi keuangan PLN masih sehat ditandai oleh arus kas yang sehat.
"Saat sekarang tidak terjadi, hanya unrealize, jadi hanya tercatat di buku. Kalau sekarang saya bayar maka akan segini tapi sekarang tidak ada yang dibayar jadi belum realize. Jadi keadaan PLN itu sehat secara cashflow," ucapnya.
Sebagai informasi, beban keuangan PLN hingga September 2018 juga naik menjadi Rp16,18 triliun. Angka ini lebih tinggi dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp14,78 triliun.
Selain itu, beban usaha juga naik menjadi Rp224 triliun atau naik Rp4 triliun dibanding periode yang sama tahun lalu. Beban usaha ini berasal dari bahan bakar dan pelumas, pembelian tenaga listrik, sewa, pemeliharaan, kepegawaian, dan penyusutan.