Jahja juga setuju bahwa tidak adanya intervensi dari Bank Indonesia. Dia mengibaratkan membuang garam ke laut. Artinya, jika nanti kebutuhan dolar sudah agak melemah maka suplainya masih tetap normal.
"Demand-nya menurun mungkin Bank Indonesia bisa menstabilisasi kembali dolar apakah di bawah Rp16.000 atau tidak itu tergantung situasi dan kondisi," tuturnya.
Selain itu, Jahja juga melihat dari masyarakat sekarang ini tidak gampang untuk menjual dan membeli uang asing terutama dolar AS.
"Untuk untuk amount kecil mungkin iya, tapi kalau amount untuk jumlah besar yang mempengaruhi market saya rasa untuk individual player saya rasa hampir tidak ada atau sedikit sekali," kata Jahja.