Wall Street Ditutup Menguat, Ditopang Nike dan FedEx

Anggie Ariesta
Ilustrasi Wall Street. (Foto: Reuters)

Data tersebut mungkin memicu harapan investor bahwa Bank Sentral AS atau Federal Reserve (The Fed) dapat melonggarkan kebijakan pengetatannya terhadap suku bunga acuan.

"Pada tingkat makro Anda memiliki kelemahan ekonomi tetapi pada tingkat mikro Anda memiliki perusahaan yang tangguh dan memberikan ekspektasi positif dari perspektif pendapatan. Kombinasi itu akan menjadi positif," kata Brian Price, kepala manajemen investasi untuk Commonwealth Financial Network di Waltham, Mass. 

Kekhawatiran resesi menyusul kenaikan suku bunga berkepanjangan bank sentral AS telah sangat membebani ekuitas dan ketakutan ini telah menempatkan S&P di jalur penurunan tahunan terbesar sejak 2008 dan penurunan untuk Desember.

"Masih ada banyak ketidakpastian dan kita cenderung melihat banyak volatilitas di awal tahun karena kita bisa berada dalam lingkungan resesi ringan," kata Kourkafas dari Edward Jones. 

Pada perdagangan Wall Street, Rabu (21/12/2022), sebanyak 9,81 miliar saham berpindah tangan, dibandingkan dengan rata-rata 11,16 miliar untuk 20 sesi terakhir.

Editor : Jeanny Aipassa
Artikel Terkait
Bisnis
7 hari lalu

Rosan Ungkap 2 Calon Investor Besar bakal Garap Hilirisasi Kelapa, Buka Lapangan Kerja

Nasional
8 hari lalu

Danantara Ungkap Proyek Sampah Jadi Energi Diminati 107 Investor, Ada China hingga Jerman

Bisnis
9 hari lalu

Unilever Indonesia Beri Bocoran Besaran Dividen Tahun Depan, Berapa?

Nasional
11 hari lalu

Menkeu Purbaya Bertemu Bos Bank Swasta, Jamin Tak Gegabah Kelola Uang Negara

Berita Terkini
Network
Kami membuka kesempatan bagi Anda yang ingin menjadi pebisnis media melalui program iNews.id Network. Klik Lebih Lanjut
Network Updates
News updates from 99+ regions
Personalize Your News
Get your customized local news
Login to enjoy more features and let the fun begin.
Kanal